Kisah
hidup legenda pendiri Honda dipenuhi inspirasi dan keteladanan yang layak
dicontoh. Gabungan antara keuletan, kerja keras dan dan kemauan. Soichiro Honda
lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang bengkel sepeda sedang ibunya
seorang penenun. Sejak kecil Honda telah terbiasa membantu sang ayah bekerja di
Bengkel. Mungkin dari sinilah, ketertarikan Honda terhadap mesin dimulai.
|
www.kaskus.co.id |
Honda
bukan sosok yang pandai di sekolah. Bahkan ia tak pernah menamatkan pendidikan
formal tinggi. Nilai sekolahnya jelek, dan ini tampaknya ia sadari. Ia mengungkap,
''Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya di sekitar
mesin, motor dan sepeda.”
Kecintaannya
akan mesin kerap membuatnya mengejar-ngejar mobil di jalanan. Bahkan juga
bersepeda sampai 16 km demi ke tempat landasan pesawat udara demi melihat dari
dekat mesin-mesin pesawat. Kecintaan kepada mesin ini tampaknya sudah dirasakan
oleh sang ayah. Dia melihat bakat Honda di bidang mesin. Honda remaja yang kala
itu berusia 15 tahun kemudian dicarikan kerja di kota, di bengkel. Namanya Art
Shokai, tetapi di sana Honda bukan sebagai mekanik, melainkan sebagai cleaning
service dan mengasuh bayi majikannya.
Profesi
yang tak sesuai keinginan Honda tentunya, tapi ia bersabar. Di sela
pekerjaannya, Honda kerap melihat-lihat dan mempelajari mesin mobil yang
diparkir di bengkel. Ia juga menyisihkan gajinya demi bisa meminjam buku
tentang mesin di perpustakaan. Sampai suatu hari, bengkel Art Shokai ramai
pelanggan. Honda pun diminta sang majikan untuk membantu. Banyak yang terpana
ketika melihat cara kerja Honda memperbaiki mesin, termasuk majikannya. Honda bekerja
dengan cekatan dan teliti. Akhirnya majikannya pun mempercayai Honda untuk
menjadi teknisi.
Kemampuan
dan pengetahuannya tentang mesin semakin terasah ketika menjadi mekanik. Art
Shokai membukan cabang di Kota Hamamatsu. Dalam waktu 3 tahun bengkel itu
berkembang pesat dan mampu mempekerjakan 50 orang karyawan. Tetapi ini bukan
akhir dari mimpi Honda. Impiannya untuk membuat bagian mesin paling sulit dan
paling mahal saat itu, ring piston!
Berbagai
cara ia upayakan, tetapi ring piston buatannya tidak juga diterima pasar. Bahkan
Toyota juga menolaknya. Tetapi Honda tak putus asa. Selama ini ia belajar mesin
secara otodidak, ada bagian ilmu yang tak ia kuasai, metalurgi! Pencampuran mineral
besi dengan bahan lain agar membuat piston tak tergores dan lebih lentur. Karena
alasan ini, Honda kemudian kuliah di Hamamatsu, saat itu usianya 28 tahun. Tapi
lagi-lagi secara akademis Honda tak berprestasi dan jarang masuk kuliah. Apa yang
dipelajari di kuliah segera Honda praktikan di bengkel. Honda memang kuliah
bukan mencari nilai atau gelar, tapi mencari ilmu, terutama metalurgi. Honda
pun akhirnya dikeluarkan dari kuliahnya.
Beberkal
ilmu yang dimiliki, Honda mampu membuat piston yang diterima oleh pabrik Toyota.
Seolah mimpi yang menjadi kenyataan. Hanya saja, ujian ternyata belum selesai.
Pabrik Honda hancur lebur diserang sekutu saat terjadi perang pada 1945. Honda berusaha bangkit dan membangun
pabriknya. Tak berapa lama, gempa bumi dahsyat melanda Jepang. Pabrik Honda
kembali roboh, bersama semangat Honda yang ikut runtuh. Ia jatuh miskin, sampai
pabrik pertamanya dijual kepada Toyota pada 1947.
Di
tengah ujian yang menimpa, akal jenius Honda tak pernah tumpul. Saat itu harga
bahan bakar mahal, akibat perang dan kondisi ekonomi Jepang yang labil. Ia yang
terbiasa mengayuh sepeda berpikiran meletakan mesin pada sepeda, agar tak usah
mengayuh dan sekaligus sebagai kendaraan yang hemat bahan bakar. Sepeda motor
rancangan pertamanya pun dirilis, dan ternyata banyak orang yang berminat.
Motor pertamanya ini diberi titel A-Type, diluncurkan pada 1947. Mampu
menghasilkan daya 0,5 Horse Power (HP) meskipun secara fisik lebih mirip
seperti sepeda biasa.
|
www.kaskus.co.id |
Motor-motor
Honda generasi pertama masih memiliki dua kelemahan utama, bising dan berasap. Sebab
memang masih menggunakan mesin 2 Tak. Ia tak mendiamkan kritikan orang yang
diberikan kepadanya. Ia lalu merespon dengan membuat mesin 4 Tak. Pada 24
September 1948 Honda mendirikan kembali pabrik, kali ini ia beri nama Honda
Motor Company. Meski andal di bidang mesin, tapi ia lemah di bidang keuangan
dan manajemen, maka Honda berpartner dengan ahli keuangan Takeo Fujisawa.
Motor
4 Tak buatan Honda meraih sukses luar biasa. Bahkan mampu menembus pasar
Amerika dan menggeser penguasaan Harley Davidson. Sejak itulah sejarah besar
Honda mulai mendunia. Pada masa selanjutnya Honda berkembang menjadi industri
mobil dan saat ini juga merintis industri pesawat terbang.
Atas
apa yang ia capai, Honda menuturkan, “Orang hanya melihat satu persen
kesuksesan saya, tapi tak melihat 99 persen kegagalan yang saya alami.” Dalam
kalimat lain ia menasihatkan, “Ketika Anda mengalami kegagalan, segeralah mulai
kembali bermimpi. Mimpikanlah mimpi baru!”
Sejak
1973, Honda telah menyerahkan kepemimpinannya kepada Kiyoshi Kawashima. Meski
begitu ia tetap memegang peran penting dalam pabrik Honda. Honda kemudian fokus
menangani yayasan yang mengkader insiyur sekelas dirinya. Honda meninggal dalam
usia 84 tahun. Tepatnya pada 5 Agustus 1991. Itulah, akhir dari perjalanan sang
legenda, seperti apa yang dicapainya, kini pabrikan Honda pun mengusung
tagline, The Power of Dream. [t] (termobil/dari berbagai sumber)
Related Posts: